Steve Nison sendiri adalah salah seorang yang diketahui mempopulerkan metode analisis menggunakan pola candlestick (candlestick pattern) ke “dunia barat” melalui bukunya “Japanese Candlestick Charting Techniques”.
Teknik analisis dengan menggunakan candlestick pattern sebenarnya “mengubah” candlestick menjadi semacam “indikator”. Dengan mengenali pola-pola tertentu, Anda bisa memperkirakan ke mana harga akan bergerak selanjutnya.
Perlu diingat bahwa pola candlestick biasanya hanya diikuti oleh koreksi jangka pendek saja. Pola-pola tersebut berguna bagi para trader yang ingin memanfaatkan peluang koreksi. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa pola candlestick bisa diikuti oleh reversal (pembalikan arah) untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Pada chapter ini, Anda akan mempelajari beberapa pola candlestick yang mudah-mudahan nantinya akan bisa Anda manfaatkan dalam trading.
SINGLE CANDLESTICK PATTERN (POLA DASAR)
Kita mulai dari pola dasar candlestick dulu. Pola-pola dasar yang akan kita bahas adalah marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer/hanging man dan inverted hammer/shooting star.
a. Marubozu
Marubozu adalah candlestick yang tidak memiliki shadow. Kalaupun ada, shadownya sangat-sangat pendek sehingga sepintas lalu tidak terlihat. Sebaliknya, body marubozu ini relatif panjang. Kemunculan marubozu menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish sangat besar pada periode waktu tersebut.
Ada dua jenis marubozu, yaitu bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozu adalah marubozu yang berupa candlestick bullish panjang dan tidak memiliki shadow. Sebaliknya, bearish marubozu adalah candlestick bearish panjang yang tidak memiliki shadow.
Sekedar mengingatkan, pada umumnya bullish candlestick direpresentasikan dengan warna putih (kosong) sedangan bearish candlestick direpresentasikan dengan warna hitam. Oleh karena itu bullish marubozu juga sering disebut sebagai white marubozu, sedangkan bearish marubozu disebut sebagai black marubozu.
Tadi sudah dikatakan bahwa kemunculan marubozu berarti menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish yang kuat. Dengan demikian, kemunculan bullish marubozu menjadi pertanda bahwa pada saat itu tekanan bullish sangat kuat. Sebaliknya, kemunculan bearish marubozu menandakan bahwa pada saat itu tekanan bearish sangat kuat. Oleh karena itu Anda perlu berhati-hati jika pola ini muncul.
b. Long Candle
Long candle adalah candlestick yang relatif panjang. Patokan utamanya adalah panjang body-nya. Ada dua jenis long candle: long bullish candle dan tentu saja long bearish candle. Bedanya dengan marubozu, long candle masih memiliki shadow yang terlihat dengan jelas.
c. Spinning Tops
Spinning tops adalah candlestick yang memiliki upper shadow dan lower shadow yang panjang namun memiliki body yang kecil. Warna body dari spinning tops ini tidak terlalu penting, karena kemunculan pola seperti ini mencerminkan “keragu-raguan pasar”, apakah mau bullish atau bearish.
Body yang kecil itu menggambarkan bahwa sebenarnya kekuatan bullish dan bearish sama besarnya. Itulah yang dimaksud dengan “keragu-raguan pasar”.
Bila spinning tops ini muncul di ujung sebuah uptrend, maka ada kemungkinan pasar akan berbaik arah menjadi downtrend. Begitu pula jika spinning tops ini muncul di ujung downtrend, maka ada kemungkinan akan terjadi pembalikan arah menjadi uptrend.
Namun demikian, spinning tops membutuhkan konfirmasi dari candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pergerakan selanjutnya.
Pada dasarnya spinning tops adalah pola netral. Meskipun spinning tops muncul di ujung uptrend, tidak serta-merta pembalikan arah akan terjadi. Peluang balik arah akan semakin besar jika spinning tops yang muncul di ujung uptrend diikuti oleh candlestick bearish yang cukup panjang. Demikian pula halnya dengan spinning tops yang muncul di ujung downtrend, membutuhkan bullish candlestick sebagai konfirmasi.
d. Doji
Doji juga merupakan pola netral. Dibutuhkan konfirmasi candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pasar selanjutnya. Bentuk doji ini mirip dengan spinning tops, hanya saja ia tidak memiliki body karena harga open sama dengan harga close-nya. Atau, body-nya sangatlah kecil sehingga sepintas sulit terlihat dan hanya terlihat sebagai garis yang tipis.
Sama seperti spinning tops, doji juga menggambarkan pertarungan yang seimbang antara bull dengan bear.
Ada empat jenis doji, yaitu long-legged doji, dragonfly doji, gravestone doji dan four price doji.
Long-legged doji mudah dikenali dari shadow-nya yang panjang. Yang jelas, kedua shadow dapat dilihat dengan jelas dan memiliki panjang yang hampir sama, atau paling tidak perbedaan panjangnya tidak terlalu jauh.
Dragonfly doji memiliki harga open, close dan high yang sama atau hampir sama. Bentuknya seperti huruf “T”. Namun ada kalanya letak “body” agak sedikit ke bawah sehingga dragonfly doji ini memiliki bentu seperti salib. Istilah dragonfly ini diambil karena doji ini memiliki bentuk mirip seperti capung.
Gravestone doji memiliki harga open, close dan low yang sama atau hampir sama. Doji ini diberi nama gravestone karena bentuknya yang mirip batu nisan. Ada kalanya juga posisi “body” agak sedikit ke atas sehingga bentuknya menyerupai salib terbalik.
Four price doji merupakan doji yang memiliki harga open, close, high dan low yang sama.
Kemunculan doji biasanya menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearish mulai berkurang. Jadi jika doji muncul pada saat uptrend, itu merupakan pertanda bahwa tekanan bullish menurun, sebaliknya jika doji muncul pada saat downtrend artinya tekanan bearish mulai berkurang. Namun sekali lagi, diperlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk action. Ingat selalu bahwa doji adalah pola netral.
e. Hammer & Hanging Man
Hammer dan hanging man sebenarnya adalah “saudara kembar”. Keduanya memiliki bentuk yang sama: sama-sama memiliki body yang mungil dan lower shadow yang panjang. Upper shadow nyaris tidak terlihat, bahkan hammer/hanging man yang sempurna sama sekali tidak memiliki upper shadow.
Hammer/hanging man yang bagus memiliki lower shadow yang panjanganya minimal 1,5 (satu setengah) kali panjang body-nya. Beberapa referensi yang lain menyebutkan lower shadow paling tidak dua hingga tiga kali lebih panjang daripada body-nya.
Yang membedakan hammer dan hanging man adalah lokasinya. Hammer selalu berlokasi di lembah, sementara hanging man selalu berada di puncak.
Kemunculan hammer merupakan isyarat atau sinyal bullish, sedangkan kemunculan hanging man merupakan sinyal bearish. Namun munculnya hammer atau hanging man tidak lantas merupakan sinyal yang kuat. Hammer akan menjadi sinyal bullish yang kuat jika didukung oleh kemunculan bullish candle setelahnya. Hanging man pun akan menjadi sinyal bearish yang lebih kuat jika didukung oleh kemunculan bearish candle setelahnya.
Dalam prakteknya, pola candlestick seringkali digabungkan dengan indikator dan tool analisis yang lain, seperti stochastic atau Fibonacci retracement.
f. Inverted Hammer & Shooting Star
Inverted hammer dan shooting star juga adalah saudara kembar. Bentuk mereka mirip dengan hammer dan hanging man yang terbalik. Keduanya memiliki body yang juga imut dan upper shadow yang biasanya memiliki panjang sekitar 1,5 (satu setengah) hingga tiga kali panjang body-nya. Lower shadow nyaris tidak terlihat, bahkan bentuk yang sempurna tidak memiliki lower shadow sama sekali.
Disebut inverted hammer jika letaknya berada di lembah, sedangkan jika terlihat di puncak maka disebut sebagai shooting star.
Inverted hammer merupakan sinyal bullish dan membutuhkan konfirmasi candlestick bullish yang muncul setelahnya. Sedangkan shooting star merupakan sinyal bearish yang juga membutuhkan konfirmasi candlestick bearish yang muncul setelahnya.
DUAL CANDLESTICK PATTERN
Setelah Anda mempelajari pola dasar yang merupakan single candlestick pattern, sekarang Anda akan naik setingkat untuk mempelajari dual candlestick pattern. Pola yang akan Anda pelajari adalah engulfing, dark cloud cover, piercing line dan tweezer.
a. Engulfing pattern
Ada dua jenis engulfing pattern, yaitu bullish engulfing dan bearish engulfing. Berdasarkan namanya Anda tentu sudah bisa menebak implikasi apa yang ditimbulkan oleh kedua pola tersebut.
Gambar di atas memperlihatkan bullish engulfing dan bearish engulfing. Kalau Anda lihat, suatu pola engulfing bisa dikenali ketika adda candlestick yang panjangnya melebihi candlestick sebelumnya. Tapi tidak cukup hanya “lebih panjang”. Candlestick yang lebih panjang tersebut harus terlihat seolah-olah “meliputi” candlestick sebelumnya.
Pola bullish engulfing merupakan pola yang mengindikasikan adanya potensi bullish. Pada gambar di atas terlihat bahwa bullish candlestick yang muncul lebih panjang daripada bearish candlestick sebelumnya. Harga low dari bullish candlestick tersebut tidak perlu lebih rendah daripada harga low bearish candlestick sebelumnya, namun harga high-nya harus lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya. Harga close dari bullish candlestick tersebut juga sebaiknya lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya, namun hal ini bukan merupakan suatu keharusan.
Bearish engulfing adalah kebalikan dari bullish engulfing. Pola ini mengindikasikan adanya potensi bearish. Pola ini ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih panjang daripada bullish candlestick sebelumnya.
Agar lebih mudah, Anda hafalkan saja dengan menggunakan tanda lebih besar (>) dan lebih kecil (<) seperti ini:
Bullish engulfing:
– Panjang Bullish candlestick > panjang bearish candlestick sebelumnya
– Harga high bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya
– Harga close bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya (bukan keharusan)
Bearish engulfing:
– Panjang bearish candlestick > panjang bullish candlestick sebelumnya
– Harga low bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya
– Harga close bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya (bukan keharusan)
b. Harami
Pola harami ini bisa dikatakan kebalikan dari pola engulfing. Bedanya, pada harami candlestick yang muncul lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.
Perhatikan bahwa bullish harami ditandai dengan kemunculan bullish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya yang merupakan candlestick bearish. Sedangkan bearish harami ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.
Bullish harami merupakan pola bullish, sedangkan bearish harami merupakan pola bearish.
c. Dark Cloud Cover & Piercing Line
Dark cloud cover dan piercing line juga merupakan pola double candlestick yang cukup populer. Dark cloud cover merupakan pola bearish, sebaliknya piercing line adalah pola bullish.
Piercing line terjadi di lembah dan merupakan pola bullish seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pola ini terdiri dari sebuah candlestik bullish dan sebuah candlestick bearish. Suatu pola bisa disebut sebagai piercing line jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Harga low candlestick bullish lebih rendah daripada harga low candlestick bearish sebelumnya.
- Harga close candlestick bullish lebih tinggi daripada harga close candlestick bearish sebelumnya.
- Panjang body candlestick bullish minimal setengahnya panjang body candlestick bearish sebelumnya.
Dark cloud cover terjadi di puncak dan merupakan pola bearish. Persyaratan pola ini adalah sebagai berikut:
- Harga high candlestick bearish lebih tinggi daripada harga high candlestick bullish sebelumnya.
- Harga close candlestick bearish lebih rendah daripada harga close candlestick bullish sebelumnya.
- Panjang body candlestick bearish minimal setengahnya panjang body candlestick bullish sebelumnya.
d. Tweezer
Ada dua macam pola tweezer, yaitu tweezer top dan tweezer bottom. Pola ini merupakan pola yang cukup jarang muncul. Kata tweezer bisa berarti “penjepit” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kono, nama ini diberikan karena bentuk pola ini mirip dengan penjepit.
Mudah saja mengenali pola ini. Tweezer bottom merupakan bentuk hammer yang berdampingan, sedangkan tweezer top merupakan inverted hammer (shooting star, karena berada di atas) yang berdampingan.
TRIPLE CANDLESTICK PATTERN
Pola candlestick yang juga populer adalah pola candlestick yang terdiri atas tiga buah candlestick. Kita akan membahas pola triple candlestick yang populer saja.
a. Morning star & evening star
Kita mulai dari pola triple candlestick yang paling populer, yaitu morning star dan evening star. Pola-pola ini populer karena kemunculannya biasanya diikuti oleh koreksi yang lebih panjang daripada pola-pola yang lain.
Morning star merupakan indikasi bullish, sedangkan evening star memiliki indikasi bearish.
Morning star dapat Anda kenali memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Candlestick pertama merupakan candlestick bearish, yang mana adalah bagian dari sebuah downtrend.
- Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bisa merupakan candlestick bullish ataupun bearish. Hal ini menunjukkan bahwa mulai ada “keragu-raguan” di pasar.
- Candlestick ke-tiga adalah candlestick bullish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola morning star.
Nah, kalau evening star merupakan kebalikan dari morning star tadi:
- Candlestick pertama merupakan candlestick bullish, yang mana adalah bagian dari sebuah uptrend.
- Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bullish ataupun bearish tidak penting.
- Candlestick ke-tiga adalah candlestick bearish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola evening star.
Ada kalanya candlestick yang ke-2 adalah sebuah doji. Nama polanya pun akan dimodifikasi menjadi morning doji star atau evening doji star.
b. Three white soldiers & three black crows
Pola three white soldires adalah tiga buah candlestick bullish yang muncul berurutan pada saat downtrend, yang merupakan sinyal bullish. Pola ini merupakan salah satu pola yang dianggap sinyal bullish yang kuat, terutama jika muncul pada saat downtrend memasuki fase konsolidasi. Fase konsolidasi dalam sebuah tren sendiri adalah ketika harga cenderung bergerak sideways.
Candlestick yang pertama dalam pola ini tentunya adalah sebuah candlestick bullish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bullish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Selain itu, jarak antara harga close dan high candlestick yang ke-2 ini juga tidak boleh terlalu jauh. Upper shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali.
Pola ini akan lengkap dengan kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Akan semakin baik jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah white marubozu.
“Lawan” dari three white soldiers adalah three black crows. Pola tersebut adalah pola bearish, yang merupakan kemunculan tiga candlestick bearish secara berurutan pada saat uptrend.
Candlestick yang pertama dalam pola ini adalah sebuah candlestick bearish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bearish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Lower shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali.
Konfirmasi pola ini adalah kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah black marubozu, maka pola ini akan semakin bagus.
Nah, cukup di sini dulu pembahasan kita mengenai pola candlestick. Sebenarnya masih banyak pola candlestick yang tidak dibahas di sini, karena kita hanya membahas pola yang sering muncul dan populer saja. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih banyak pola candlestick, Anda bisa berkonsultasi dengan Tim Edukasi kami.
Mau Lihat Penggunaan Candlestick secara live? Nonton Videonya ” The Hidden Power of Candlestick “
Sumber : foreximf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar