Forex The World's Largest Financial Market

Belajar Analisa Menggunakan Teknikal



BELAJAR ANALISA TEKNIKAL DENGAN MUDAH 




Analisa teknikal seringkali memukau para trader pemula. Seringkali angka-angka yang disebutkan sebagai target pergerakan harga tercapai. Kalaupun tak persis mencapai angka yang diperkirakan, setidaknya hanya berjarak 5-10 pips saja. Bagi para pemula, ini adalah sesuatu yang ajaib.

Tentu saja analisa teknikal bukanlah “ilmu terawangan” ala paranormal. Tidak ada kepulan asap kemenyan atau dupa. Analisa teknikal tidak membutuhkan “lelaku” atau ritual mistis semisal bertapa di puncak gunung yang sunyi atau dalam gua yang gelap. Tidak ada.

Faktanya: analisa teknikal adalah ilmu yang bisa dipelajari siapa saja dengan MUDAH.
MUDAH?

(Saya bisa melihat dahi Anda berkerut. Beberapa di antara Anda bahkan menyeringai sinis. Bukan, bukan Anda. Yang saya maksud adalah orang lain.) 🙂

Jika memang semudah itu, mengapa banyak sekali trader yang mengalami kerugian demi kerugian sehingga menguras habis modalnya?

Jawabnya adalah karena mereka menempuh cara yang salah dalam mempelajari analisa teknikal. Hampir semua trader pemula melompat terlalu jauh langsung ke ranah praktis, tanpa pernah mau mempelajari dasar-dasar yang harus dimiliki dalam melakukan analisa teknikal. Ibarat belajar silat, mau tidak mau Anda harus berlatih fisik terlebih dahulu, mempelajari kuda-kuda, memahami langkah, baru kemudian menerapkan jurus. Di samping itu, Anda juga memerlukan latihan yang rutin dan berkesinambungan. Mustahil Anda bisa menjadi pendekar silat pilih tanding tanpa melalui tahapan-tahapan tersebut.

Dalam trading pun demikian. Sebelum menerapkan analisa teknikal dalam trading, Anda harus memahami dan menguasai dasar-dasarnya dahulu. Nah, kali ini kami akan memberikan tips kepada Anda, bagaimana cara mempelajari analisa teknikal dengan benar. Tanpa menguasai 3 hal ini, bahkan GEORGE SOROS pun akan gagal dalam trading. 🙂

1. Pahami dulu konsep analisa teknikal

Ada tiga hal yang menjadi fondasi analisa teknikal. Ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah Dow Theory.

 “market action discounts everything”.
Para wanita, kendalikan diri Anda. Ini bukan semacam discount yang ada di mall. 🙂

Menurut para penganut aliran analisa teknikal murni, perubahan pergerakan harga yang kita lihat di grafik merupakan cerminan dari semua informasi yang beredar di pasar. Yang penting adalah hendak ke mana harga bergerak, bukan mengapa harga bisa begini atau begitu. Intinya, para analis teknikal tidak terlalu peduli pada berita-berita yang beredar sebagaimana para analis fundamental.

price moves in trend”.
Harga selalu bergerak dalam trend. Setidaknya ada tiga jenis trend yang perlu Anda ketahui, yaitu: uptrend, downtrend dan sideways. Begitu Anda bisa mengidentifikasi trend yang sedang berlangsung, Anda akan bisa manfaatkan peluang yang ada.

history repeats itself”.
 Dalam analisa teknikal prinsip ini dijadikan pedoman. Perilaku pasar tercermin dalam pola pergerakan harga yang cenderung berulang dari waktu ke waktu. Di halaman edukasi kami, Anda bisa mempelajari berbagai pola candlestick (candlestick pattern) maupun price pattern. Jika Anda bisa mengenali suatu pola, maka Anda bisa memperkirakan ke mana harga akan bergerak. Dengan demikian, besar kemungkinan Anda akan bisa memperoleh keuntungan dari pergerakan harga selanjutnya.
2. Pahami dulu konsep trend

 Agar selamat dalam trading maka Anda perlu mengikuti trend yang sedang berlangsung. Tentu saja bukan trend berpakaian, melainkan “trend” pergerakan harga. Maksudnya adalah arah pergerakan harga secara umum dalam rentang waktu tertentu.

Berdasarkan arahnya, trend dibagi menjadi tiga, yaitu trend naik (uptrend), turun (downtrend) dan sideway (sering disebut juga “flat”). Nah, bagaimana caranya agar selamat? Ikuti trend yang berlangsung saat itu. Jika trend-nya adalah naik (uptrend), maka plan yang paling masuk akal adalah mencari posisi buy (beli). Sebaliknya jika trend-nya adalah turun (downtrend), maka strategi yang paling aman adalah mencari posisi sell (jual).



Kalau sideway bagaimana? Ada dua pilihan: tunggu hingga trend-nya jelas (ini paling aman),  yaitu sell dekat resistance atau buy dekat support.
3. Pahami konsep support dan resistance

Jika Anda mengamati pergerakan harga, Anda akan menemukan bahwa harga tidak pernah bergerak dalam garis lurus. Selalu ada waktu ketika harga berhenti bergerak naik, untuk kemudian kembali bergerak turun. Sebaliknya ada juga masa ketika harga berhenti turun dan lalu kembali naik.

Tempat-tempat “berhentinya” harga itu kita sebut saja dengan nama “penahan” atau “tahanan”. Nah, selanjutnya kita akan mengenali dua macam “penahan” pergerakan harga itu, yaitu yang disebut dengan support dan resistance.


Support bekerja seperti lantai. Level support menahan jatuhnya harga. Sedangkan resistance bekerja seperti langit-langit ruangan tersebut, yang menahan naiknya pergerakan harga. Itulah sebabnya level terbaik untuk mengambil posisi beli (buy) adalah di area support, karena besar kemungkinan harga akan kembali bergerak naik dari sana. Sebaliknya, level terbaik untuk mengambil posisi jual (sell) adalah area resistance, karena besar kemungkinan harga akan kembali bergerak turun setelah tertahan oleh resistance.

Meskipun demikian, support dan resistance ini tak selamanya bisa menahan pergerakan harga. Ada kalanya pergerakan harga begitu hebatnya sehingga bisa menembus pertahanan support atau resistance. Untuk mempelajari lebih dalam mengenai support dan resistance ini, silakan kunjungi halaman edukasi kami.

Nah, tiga hal inilah yang setidaknya perlu Anda pahami jika ingin mempelajari analisa teknikal. Di tulisan selanjutnya akan kami bahas 5 langkah mudah melakukan analisa teknikal


Kebanyakan trader pemula menganggap semakin banyak indikator yang mereka gunakan, maka semakin akuratlah prediksi mereka. Anggapan ini salah. Justru semakin banyak indikator yang Anda gunakan malah akan membuat Anda semakin bingung untuk mengambil keputusan. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengkombinasikan indikator, misalnya indikator untuk trend (MA misalnya) dikombinasikan dengan indikator osilator (contoh: RSI atau stochastics). Jangan terlalu banyak, cukup dua atau tiga macam saja agar Anda tidak bingung


Begini saja. Coba lihat gambar berikut dan katakan ke mana arah pergerakan harga pada umumnya. Naik, atau turun?



Apakah jawaban Anda? Turun? Hei, Anda baru saja melakukan analisa teknikal dan jawaban Anda BENAR. Jadi, tidak sulit kan?

Yang baru saja Anda lakukan adalah aplikasi dasar analisa teknikal, yaitu menentukan arah atau TREND. Anda sudah melakukannya dengan baik. Artinya, Anda sudah memiliki dasar yang cukup kuat untuk bisa melakukan analisa teknikal yang lebih canggih. Apa yang Anda butuhkan? Salah satu yang paling penting adalah: KESABARAN.










Sekarang, Anda mungkin justru sudah tak sabar untuk mengetahui apa saja langkah dalam melakukan analisa teknikal. Sebelumnya, Anda harus mengetahui dulu tiga hal penting dalam analisa teknikal, yaitu konsep dasar analisa teknikal, konsep mengenai trend, serta konsep support dan resistance.

Kemudian, barulah Anda bisa melakukan lima langkah sederhana berikut untuk melakukan analisa teknikal dengan baik. Mari kita kupas satu per satu.

1. Buka chart dan kenali trend yang tengah berlangsung

Langkah pertama yang harus Anda lakukan tentu saja adalah membuka chart, kemudian lihat trend yang sedang berlangsung. Anda bisa memilih, trend yang mana yang ingin Anda ikuti dan manfaatkan. Kenalilah trend yang sedang berlangsung, mulai dari trend jangka panjang, baru kemudian mundur ke trend jangka menengah atau jangka pendek.

Meskipun Anda boleh memilih trend mana yang akan Anda manfaatkan, disarankan untuk mencari trend jangka panjang (major trend) dan mengikutinya. Ingat, “the trend is your friend”.


Jika Anda telah mengenali trend-nya, maka strategi yang terbaik bagi Anda adalah mengambil posisi (transaksi) yang searah dengan trend yang sedang berlangsung. Jika trend saat itu adalah naik (uptrend), maka sebaiknya Anda mencari peluang “buy”. Sebaliknya, jika trend-nya adalah turun (downtrend), maka carilah peluang “sell”.



2. Tentukan support dan resistance

Setelah Anda bisa mengenali trend yang sedang berlangsung, langkah selanjutnya adalah menentukan di mana level support dan resistance. Anda bisa mencari peluang “buy” di area support atau “sell” di area resistance. Tentu saja Anda tak boleh melupakan langkah pertama di atas, yaitu mengambil posisi yang searah dengan trend.

Dengan kata lain, jika Anda melihat trend saat itu adalah uptrend, maka carilah posisi “buy” di area support, demikian sebaliknya.



Level-level support dan resistance juga bisa Anda manfaatkan sebagai “peringatan” jika ternyata harga tidak bergerak seperti yang Anda harapkan. Jika misalnya support tembus padahal Anda sebelumnya sudah membuka posisi “buy”, maka tembusnya support tersebut seharusnya menjadi peringatan untuk melakukan cut-loss.

3. Manfaatkan Moving Average

Anda juga bisa memanfaatkan indikator moving average (MA) untuk mengenali trend yang berlangsung. Jika sulit untuk menggambar trendline, Anda bisa melihat pergerakan MA untuk membantu Anda mengidentifikasi trend. Sederhananya, jika Anda melihat MA bergerak turun dan harga bergerak di bawah MA, maka trend saat itu adalah downtrend. Sebaliknya, jika Anda melihat MA bergerak naik dan harga bergerak di atas MA, maka trend saat itu adalah uptrend.

Selain itu, MA juga bisa berfungsi sebagai support dan resistance. Jika MA berada di atas pergerakan harga, ia berfungsi sebagai resistance. Jika MA berada di bawah pergerakan harga, fungsinya adalah sebagai support.

4. Filter dengan indikator osilator

Indikator osilator bisa memberikan gambaran apakah pasar sedang berada dalam keadaan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold). Kondisi overbought artinya adalah keadaan ketika harga dianggap sudah cukup tinggi pada saat itu. Kondisi ini seringkali diikuti oleh penurunan harga. Sebaliknya, kondisi oversold berarti harga dianggap sudah cukup rendah pada saat itu, dan seringkali diikuti oleh naiknya harga.

Ketika indikator osilator sudah memperlihatkan indikasi overbought, maka yang perlu Anda lakukan adalah menunggu konfirmasi sinyal sell. Sebaliknya, jika osilator memperlihatkan indikasi oversold, tunggulah konfirmasi sinyal buy.

Namun perlu Anda catat bahwa tidak selalu kondisi overbought atau oversold diikuti oleh pembalikan arah pergerakan harga. Ada kalanya indikator terus berada di area overbought atau oversold untuk beberapa waktu namun harga terus bergerak melanjutkan arah sebelumnya. Untuk menyiasatinya, Anda harus menyesuaikan sinyal yang diberikan oleh indikator dengan trend yang sedang berlangsung. Dalam kondisi uptrend, carilah hanya sinyal buy saja, sebaliknya dalam kondisi downtrend carilah hanya sinyal sell saja. Cara ini relatif lebih aman.


5. Tentukan stop loss dan target profit

Langkah terakhir, tentukanlah level stop loss dan target profit dari transaksi yang Anda lakukan. Dalam menentukan stop loss dan target profit, Anda tidak boleh lupa pada aturan risk-reward-ratio, di mana stop loss (resiko kerugian) tidak boleh lebih besar daripada target profit. Ini aturan yang tak boleh dilanggar.

Anda pun harus menentukan seberapa besar volume transaksi yang Anda lakukan. Sesuaikan dengan trading plan Anda, sehingga seandainya Anda mengalami kerugian maka resiko yang Anda terima tidak melebihi toleransi resiko Anda. Lebih lengkap mengenai hal ini, silakan baca mengenai manajemen modal di halaman edukasi kami.

Nah, setelah Anda mengikuti lima langkah mudah di atas, mudah-mudahan Anda tak lagi akan berpikir bahwa analisa teknikal itu sulit. Justru sebenarnya para trader sendirilah yang membuat analisa yang dilakukannya semakin rumit, karena tidak mengikuti lima langkah mudah seperti yang dipaparkan dalam artikel ini.

Jadi, selamat melakukan analisa teknikal dengan gembira. 
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUBUNGI KAMI
HUBUNGI KAMI

Bonus Indicator

XM INDONESIA